PEKANBARU – Walikota Pekanbaru Dr. H. Firdaus, S.T., M.T menghadiri kegiatan aksi konvergensi percepatan penurunan dan pencegahan stunting Kota Pekanbaru Tahun 2021, Kamis (22/7) di Aula Lantai VI Gedung Utama Komplek Perkantoran Tenayan Raya.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Pekanbaru, Pekanbaru berhasil menurunkan angka stunting dari 18 persen, menjadi 12,24 persen pada tahun 2020 lalu. Wali Kota Pekanbaru mengucapkan terimakasih kepada Tim Terpadu dari Instansi Vertikal, Organisasi Peramgkat Daerah (OPD) Pekanbaru dan juga masyaralat.
WaliKota menjelaskan OPD – OPD Pekanbaru telah menghimpun data mengenai permasalahan stunting di Pekanbaru. Ada sekitar 15 kelurahan yang terdapat 569 anak balita mengalami stunting.
“Stunting penyebabnya 30 persen gizi dan 70 persen lingkungan. Saat ini permasalahan sudah dipetakan berdasarkan wilayahnya, tinggal dilakukan pembenahan,” kata Dr. H. Firdaus, S.T., M.T
Datuk Bandar Setia Amanah ini menekankan, stunting bukan hanya permasalahan gizi, tapi didominasi lingkungan. “Dengan sudah dipetakan permasalahannya, dalam program jangka pendek, Insya Allah Pekanbaru 2024 zero stunting,” ucapnya.
Walikota meminta OPD terkait dalam pembenehan lingkungan, seperti, Dinas PUPR, Perkim dan DLHK untuk turun melihat permaslahan lingkungan di 15 Kelurahan yang ada di Pekanbaru.
“Sebenarnya upaya – upaya pembenahan lingkungan sudah dilakukan, baik program dari nasional, provinsi, dan pemko sendiri melalui kotaku. Contohnya, penyediaan air bersih, salah satunya dengan sumor bor air dalam, tapi ini merupakan program jangka pendek,” katanya.
Untuk jangka panjang, Walikota mencontohkan ada program dari peningkatan layanan PDAM tirta siak, yang siap menambah 55.000 sambungan kerumah warga Pekanbaru. Selain itu, Pemko Pekanbaru, Pemkab Kampar dan Pemprov Riau akan membangun instlasi air bersih, yang melayani tiga Kecamatan di Pekanbaru dan dua Kecamatan di Kabupaten Kampar.
“Instalasi air bersih ini adalah air siap minum dengan kecepatan 1.000 liter per detik,” kata Walikota.
Dari segi gizi, Walikota meminta OPD – OPD tekhnis seperti Dinas Ketahanan Pangan, Diskes dan Distankan memanfaatkan program – program yang sudah ada. “Ada 15 kelurahan harus ditingkatkan kualitas pangannya. Kita minta OPD tekhnis berkolaborasi untuk menyusun program meningkatkan kualitas pangan dan kesehatan di Kota Pekanbaru,” kata Walikota.
Kepaduan program di bidang lingkungan dan bidang gizi, kata Walikota, itu sudah baik untuk dipertahankan dan terusditingkatkan. “Namun perlu diingat semua program jangka pendek, jangka panjangnya adalah membangun smart people. Untuk mewujudkannya, kita harus membangun SDM, SDM unggul tercipta jika sudah tak ada stunting di Pekanbaru,” pungkasnya. (*/cr1)
Prevalensi Balita Stunting Tertinggi di Kota Pekanbaru di 15 kelurahan:
Suka mulia
Melebung
Tanjung RHU
Bencah lesung
Pesisir
Rejo sari
Rumbai barat
Tuah negri
Bambu kuning
Okura
Air dingin
Lembah sari
Limbungan baru
Sumber: banten.siberindo.co